Pasal32. (1) Suami-isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap. (2) Rumah tempat kediaman yang dimaksudkan dalam ayat (1) pasal ini ditentukan oleh suami-isteri bersama. Pasal 33. Suami isteri wajib saling saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain. Pasal 34.
Katasindiran buat suami yang tidak menghargai istri berikut ini bisa kamu coba pasanganmu lebih peka dan semakin menghormatimu. Yuk, baca ulasannya di sini! Adakalanya, pernikahan dibumbui oleh percikan masalah yang datang tanpa kita duga. Seiring berjalannya waktu, kerap ditemui momen-momen yang bisa dibilang tidak mengenakkan.
Adanyakesenjangan sosial yang terjadi antara suami dan istri, istri yang bekerja sedangkan suami dirumah, istri memiliki pendapatan yang lebih baik daripada suami, adanya campur tangan dari keluarga yang ikut campur urusan rumah tangga, adanya rasa cemburu antar pasangan, perbedaan watak dan sikap pasangan yang lebih mementingkan kehidupan
Makaapabila pihak istri merasa takut terjadi sesuatu hal yang tidak baik kerena suaminya lebih mementingkan urusan pekerjaannya dari pada keluarga, lebih baik kalau istri mengadakan perdamaian dengan suaminya. 75. Perdamaian yang dimaksud adalah istri yang mengurangi hak-haknya yang perlu ditunaikan oleh suami.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Setiap wanita pasti menginginkan seorang suami yang memprioritaskan istri dan anak-anak dibanding teman-temannya. Bukan dengan maksud menghalangi, membatasi atau melarang suami untuk berteman, karena membangun hubungan pertemanan dengan baik juga bagus untuk pergaulan. Hanya saja, sikap suami yang lebih mementingkan teman dari pada keluarga rasanya kurang seorang istri tentu juga tidak mudah untuk mengatur ataupun menegur suami begitu saja. Belum tentu juga suami mau mendengar keluh kesah istri jika ia adalah tipe orang yang kelas kepala dan pantang diatur. Nah, berikut adalah cara menghadapi suami yang lebih mementingkan teman dari pada Terbuka Tentang Perasaan AndaAgar suami tahu bahwa Anda dan keluarga juga harus diprioritaskan, maka bicarakanlah dengannya. Terkadang seorang suami tidak menyadari bahwa istrinya juga butuh perhatian dan anak-anak menginginkan ayahnya untuk menghabiskan waktu untuk bermain bersama. Dengan terbukanya Anda, suami bisa sadar dan setidaknya ia bisa mulai membagi waktu untuk Ikut Melakukan Hobi yang Ia SukaiCara menghadapi suami yang lebih mementingkan teman selanjutnya adalah dengan mencoba ikut melakukan hobi yang ia sukai. Selagi hobi itu masih layak dilakukan oleh seorang wanita. Seperti berolahraga, bersepeda, atau berbagai hobi lainnya. Dengan ketertarikan yang Anda terhadap hobinya, ia bisa saja mengajak Anda untuk ikut bersamanya. Atau Anda bisa menawarkan diri untuk ikut Berbaurlah dengan Teman-TemannyaSebagai seorang istri Anda juga harus tahu siapa saja teman-temannya. Selain itu Anda juga harus mulai membiasakan diri untuk berbaur dengan teman-temannya. Dengan begitu ia juga tidak akan segan mengajak Anda kala bertemu dengan teman-temannya. Selain itu, teman-temannya juga akan menyadari keberadaan Hadirkan Kenyamanan di RumahSalah satu yang menjadi penyebab suami bosan dengan istri dan tidak betah di rumah sehingga memilih untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya adalah karena suasana rumah yang tidak memberikan kenyamanan untuknya. Mungkin saja ia menginginkan ketenangan dan keharmonisan yang tidak bisa ia dapatkan Bangun Hubungan yang HarmonisSelanjutnya, cara menghadapi suami yang lebih mementingkan teman-temannya adalah dengan membangun hubungan yang harmonis dengannya. Hubungan yang harmonis akan membuat suami merasa lebih nyaman di dekat Anda. Dengan kenyamanan dan keharmonisan dalam hubungan akan membuat ia sadar bahwa Anda adalah prioritas dalam hidupnya. Pastinya ini merupakan cara menjadi istri idaman suami Tak Ada Salahnya untuk Intropeksi DiriAda baiknya juga sebagai seorang istri Anda harus intropeksi diri lebih dulu. Mungkin saja suami yang lebih mementingkan teman-temannya dikarenakan sikap Anda yang juga lebih suka menghabiskan waktu bersama teman. Sehingga ia juga melakukan hal yang sama ketimbang diabaikan oleh istri Buatlah KesepakatanAgar suami juga lebih mementingkan keluarga, cobalah membuat kesepakatan dengan suami. Seperti menentukan waktu yang harus dihabiskan bersama keluarga di setiap akhir pekan. Atau memintanya untuk membagi waktu antara teman dan keluarga. Bagaimana pun juga seorang istri juga tidak bisa melarang suami untuk bergaul. Sama seperti Anda yang juga akan merasa kesal jika suami melarang untuk pergi dan berkumpul dengan teman-teman Anda. 8. Jadikan Ia Sebagai Raja di RumahAgar perhatiannya beralih kepada Anda dan anak-anak dirumah, buatlah ia seperti seorang raja di rumah. Layani ia dengan baik dan penuh cinta. Seperti memasak makanan kesukaannya dan membuat suasana yang hangat dan menyenangkan di rumah. Istri yang tidak peduli dengan suami juga menjadi penyebab suami yang tidak peduli terhadap istrinya. Selain itu ini juga merupakan tips menjadi istri yang baik dan disayang suami juga merupakan cara berbakti kepada Jadilah Istri yang Asyik dan Tidak Banyak MenuntutAdakalanya istri selalu banyak menuntut kepada suami yang membuatnya merasa stres berada dirumah. Rengekan istri yang terkadang sulit ia penuhi membuatnya jadi malas untuk berada di dekat istri. Belum lagi kebiasaan istri yang suka ngomel nggak jelas dan menjadi penyebab suami istri tidak harmonis. Oleh karena itu, mulailah untuk menjadi istri yang asyik baginya juga tidak banyak menuntut atau terlalu memaksakan 9 cara menghadapi suami yang lebih mementingkan teman dari pada Anda sebagai istrinya. Membuat suami nyaman disamping Anda merupakan poin penting dalam menghadirkan hubungan suami istri yang harmonis. Selain itu, simak juga ciri-ciri suami yang sudah bosan dengan istrinya dan cara menjaga rumah tangga yang baik. Post Views 1,730
Ditulis oleh Siti NuryatiHubungan kuat yang terjalin antara suami dengan orang tua atau saudaranya adalah hal yang wajar. Karena orang tua lah yang membesarkannya dan ia juga juga tumbuh bersama saudara-saudaranya. Menjadi tidak wajar apabila suami lebih mendahulukan kepentingan keluarganya dibandingkan dengan istrinya. Terkadang suami tidak sadar bahwa prioritasnya telah berubah setelah menikah dan membangun rumah tangga. Anda lah sebagai seorang istri yang harus memberitahu dan menyikapi dengan sabar. Karena sejatinya sebagai seorang anak, sampai kapan pun harus tetap berbakti kepada orang tuanya. Setelah menikah, peran suami sebagai pemimpin bagi istri dan anak-anaknya harus tetap didahulukan. Bukan berarti orang tua dan keluarga suami tidak penting, namun ada batasan tertentu yang tetap harus dijaga oleh kedua belah pihak baik pihak istri maupun pihak keluarga suami. Sebelum menimbulkan masalah yang lebih serius lagi, Anda harus mengetahui bagaimana cara menghadapi suami yang lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Nah, kali ini kami berikan ulasannya. Yuk simak bersama. 1. Komunikasikan dengan Suami Komunikasi memiliki peran sangat penting dalam membangun keharmonisan dalam rumah tangga. Dengan berkomunikasi pasangan cenderung menjadi lebih pengertian dan menghargai satu sama lain. Apabila ada satu hal yang tidak Anda sukai, maka sudah seharusnya Anda berterus terang kepada suami. Berbicaralah secara terbuka mengenai perasaan Anda. Jika memang Anda merasa suami lebih mementingkan keluarga atau saudaranya, ungkapkan padanya. Tidak menutup kemungkinan ia bisa sedikit berubah. 2. Hindari Konflik dengan Saudaranya Saat Anda menikah dengan pasangan, bukan hanya ia yang Anda nikahi. Namun Anda juga harus menjalin hubungan baik dengan keluarga suami dengan menganggap mereka sebagai keluarga Anda sendiri. Walaupun mungkin ada perasaan tidak suka atau kesal, yang paling harus Anda hindari adalah konflik. Sadarilah bahwa suami dan keluarganya adalah bagian dari kehidupan Anda dalam fase pernikahan. Sampai kapanpun suami akan tetap membutuhkan keluarganya sebagai support system di dalam kehidupannya. Yang Anda perlukan hanya kemauan untuk menjadi bagian dari keluarganya dan menempatkan diri sebagai anggota keluarganya. 3. Tidak Tinggal Satu Atap * sumber Setelah menikah, memang disarankan bagi pasangan suami istri untuk tinggal terpisah dari keluarganya. Hal ini ditujukan agar keduanya, baik istri atau suami menjadi lebih mandiri. Mereka bisa belajar bagaimana menjadi suami dan istri yang baik tanpa adanya campur tangan keluarga. Tinggal terpisah dari mertua atau keluarga suami juga merupakan salah satu upaya menghindari konflik. Karena ketika tinggal bersama mertua, Anda sebagai istri akan merasa selalu diawasi olehnya. Tak sedikit pula mertua yang ikut andil dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga anaknya. 4. Beri Perhatian Lebih * sumber Mungkin ada suatu alasan kenapa suami lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Bisa jadi ia kurang mendapatkan perhatian Anda, karena kesibukan Anda dalam pekerjaan atau perhatian Anda yang hanya terfokus pada anak-anak. Cobalah untuk memberi perhatian lebih kepada suami. Mulailah dari hal-hal kecil yang bisa membuat hatinya senang. Dengan harapan ia akan menyadari bahwa selain keluarganya, ia juga memiliki seorang istri yang harus menjadi prioritasnya. 5. Beri Suami Waktu Bersama Keluarganya * sumber Sejatinya tidak ada suami yang suka dengan istri yang terlalu banyak menuntut. Waktu yang ia miliki bukan sepenuhnya milik istrinya. Suami juga harus meluangkan waktu dan pikirannya untuk pekerjaan, teman-teman, dan keluarganya. Jangan hanya karena suami lebih perhatian terhadap keluarga atau saudara-saudaranya, lalu Anda melarang suami bertemu mereka. Cobalah bagi waktu kapan suami harus dirumah menemani Anda dan kapan suami bisa berkunjung ke rumah orang tua atau saudaranya. Jika Anda terlalu memaksakan kehendak, suami justru akan lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka. 6. Hindari Emosi * sumber
Ilustrasi suami istri Foto Shutter StockDalam Islam, seorang suami memiliki tanggung jawab penuh untuk menafkahi istrinya secara lahir maupun batin. Ia harus memenuhi hak-hak sang istri dengan cara yang ma’ruf. Dalam surat al-Baqarah ayat 228, Allah Swt berfirman“Dan para perempuan memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf.”Tidak hanya nafkah, bimbingan dan kasih sayang juga harus diberikan suami kepada istrinya. Ini dilakukan agar hubungan suami-istri dapat berlangsung harmonis dan penuh ada kalanya suami lebih mementingkan ibunya, meskipun sudah berumah tangga. Bagaimana hukum suami lebih mementingkan ibunya daripada istrinya? Simak artikel berikut untuk mengetahui Suami Lebih Mementingkan Ibunya daripada IstrinyaKetika sudah menikah, seorang suami tetap harus berbakti kepada ibunya. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Siti Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW"Siapa yang lebih berhak terhadap wanita?" Rasullullah SAW menjawab, "Suaminya." Kemudian Siti Aisyah bertanya lagi, "Siapa pula yang berhak terhadap lelaki!" Rasulullah saw. menjawab, "Ibunya."Ilustrasi pasangan suami istri. Foto Shutter StockMenurut Elie Mulyadi dalam Buku Pintar Membina Rumah Tangga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah, bila istri dan ibunya memiliki kebutuhan tertentu dalam waktu bersamaan, maka suami harus lebih mengutamakan ibunya. Maka, dapat disimpulkan bahwa hukum suami lebih mementingkan ibunya daripada istrinya adalah status kewajiban ini dapat hilang jika suami dihadapkan pada situasi yang genting. Misalnya, ketika istri melahirkan, sedang sakit, kecelakaan, dan lain-lain. Jumhur ulama mengategorikan situasi ini dalam bab tentang berbakti kepada ibu sebenarnya telah dijelaskan melalui sabda Rasulullah SAW. Namun, hadits ini bersifat universal, tidak terbatas pada laki-laki Muslim saja. Dari Abu Hurairah ra beliau berkata"Seseorang datang kepada Rasulullah dan berkata, Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi menj awab, 'Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapalagi ?' Nabi lalu menjawab, Kemudian ayahmu.” HR. Bukhari dan MuslimIbu disebut tiga kali dalam hadits tersebut. Ini menandakan bahwa kedudukan dan derajatnya tiga kali lebih tinggi dibanding ayah. Oleh karena itu, umat Muslim diwajibkan untuk berbakti kepada suami istri. Foto Shutter StockNamun, amanah untuk memperlakukan ibu dan istri dapat diamalkan sekaligus, tanpa mengabaikan salah satunya. Imam an-Nawawi berpendapat bahwa seseorang tidak berdosa ketika mengutamakan istri daripada ibunya, selama ia memenuhi kewajiban jika harus memilih, ia bisa mengutamakan nafkah istrinya dengan tetap menjaga perasaan ibunya. Dalam kitab Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Imam an-Nawawi berkata“Seseorang tidak berdosa dengan tindakan itu ketika ia mencukupi nafkah ibunya jika ibunya adalah salah seorang yang wajib dinafkahi dengan baik. Tetapi yang utama adalah membahagiakan menjaga perasaan dan mengutamakan ibunya. Jika memang harus mengutamakan nafkah istri daripada ibu, maka seseorang suami harus menyembunyikan tindakan tersebut dari ibunya.”Apa kewajiban suami dalam hubungan rumah tangga?Apa hukum suami yang lebih mementingkan ibunya daripada istrinya?Bagaimana derajat ibu dalam Islam?
SUAMI LEBIH MEMENTINGKAN IBUNYA DARIPADA KELUARGA?Oleh Ustadz Anas Burhanuddin MAPertanyaan. Assalâmu’alaikum. Bagaimana hukumnya kalau suami lebih mementingkn ibunya daripada anak dan istrinya? Tiap bulan suami saya selalu mengirimkan uang ke ibunya tapi kalau pemberian ke anaknya itu suka telat. Saya kecewa pak ustadz. Bagaimana dengan perbuatan suami saya itu? Bagaimana saya menyikapinya. Saya pernah mendengar dia mengatakan bahwa anak laki dan hartanya milik orang tua. Apa benar seperti itu dan bagaimana praktiknya yang benar? Terima kasihJawaban. Wa’alaikumussalâm wa rahmatullah. Seorang istri hendaknya bisa mendukung suaminya untuk melakukan berbagai ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla , termasuk berbakti kepada kedua orang tuanya birrul wâlidain –terutama ibunya- dan menyambung tali kekerabatan silaturahim. Membangun bahtera rumah tangga tidaklah berarti melupakan orangtua dan kerabat. Semua hak ini tetap bisa diberikan, namun perlu juga bagi sang suami untuk memahami skala prioritas sehingga tidak menimbulkan permasalahan di samping wajib memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, seorang suami juga wajib untuk membantu menafkahi orangtuanya jika mereka Mundzir mengatakan, “Para Ulama sepakat tentang kewajiban menafkahi kedua orangtua yang tidak punya pekerjaan atau kekayaan dengan harta anak mereka.” [1]Di antara dalil yang menjelaskannya adalah hadits berikutأَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ إِنَّ لِي مَالًا وَوَالِدًا، وَإِنَّ وَالِدِي يُرِيدُ أَنْ يَجْتَاحَ مَالِي؟ قَالَ ” أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ، إِنَّ أَوْلَادَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ، فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلَادِكُمْDiriwayatkan bahwa seorang badui datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan mengatakan, “Saya memiliki harta dan orangtua, dan ayah saya ingin menghabiskan harta saya.” Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Engkau dan hartamu boleh dipakai orangtuamu. Sesungguhnya, anak-anak kalian termasuk penghasilan terbaik, maka makanlah dari penghasilan anak-anak kalian.” [HR. Ahmad, no. 7001. Hadits ini dihukumi shahih oleh Ahmad Syakir, al-Albani dan Syu’aib al-Arnauth rahimahumullah]Namun menafkahi orangtua tidaklah wajib atas anak kecuali dengan dua syarat berikutOrangtua miskin dan membutuhkan anak kaya dan memiliki kelebihan nafkah setelah nafkah yang diberikannya kepada keluarganya. Syarat ini disepakati oleh para Ulama.[2]Jika kedua nafkah ini bisa dipenuhi, maka wajib bagi anak untuk melakukannya. Namun jika hartanya hanya cukup untuk salah satu nafkah saja, maka nafkah istri dan anaknya harus didahulukan daripada nafkah orangtuanya; karena nafkah keluarga adalah konsekuensi dari akad nikah, sehingga merupakan hak manusia. Sedangkan nafkah orangtua adalah bentuk kebaktian dan bantuan, sehingga masuk kategori hak Allâh Azza wa Jalla . Dan hak manusia didahulukan atas hak Allâh Azza wa Jalla ; karena hak manusia didasari musyâhhah saling menuntut sedangkan hak Allâh Azza wa Jalla didasari musâmahah pengampunan. Al-Amidi mengatakanحق الآدميِّ مرجَّح على حقوق الله تعالىHak manusia didahulukan atas hak-hak Allâh Azza wa Jalla[3]Khusus tentang prioritas dalam nafkah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ أَهْلِكَ شَيْءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَMulailah dengan menyedekahi dirimu sendiri. Jika ada sisa, sedekahilah keluargamu. Dan jika masih ada sisa lagi berikanlah kepada kerabatmu. [HR. Muslim, no. 997]Nafkah keluarga juga tetap wajib meski kepala keluarga jatuh miskin, sedangkan nafkah orangtua hanya wajib jika si anak mampu. Dan para Ulama telah sepakat akan wajibnya mendahulukan nafkah anak istri sebelum orangtua.[4]Adapun ucapan yang dipakai oleh suami untuk beragumentasi itu adalah sabda Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam dan itu merupakan hadits shahih. Namun kurang tepat jika hadits tersebut diterjemahkan “Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu orangtuamu.”Para Ulama pensyarah hadits ini menjelaskan bahwa huruf lam dalam kata “لِوَالِدِكَ” tidak menunjukkan kepemilikan milk, tapi berarti pembolehan ibâhah. Yakni bukan berarti harta anak menjadi milik orangtuanya, tapi boleh bagi orangtua untuk memakainya.[5]Dan bolehnya memakai harta anakpun tidak secara mutlak, namun ada syarat dan batasannya. Syaratnya adalah jika orangtua butuh dan batasannya tidak membahayakan dan merugikan kepentingan si anak. Tidak boleh pula mengambil harta anak untuk diberikan kepada anak yang demikian, jika kasusnya seperti yang diceritakan ibu, hal itu menunjukkan semangat suami untuk berbakti, dan itu adalah hal positif yang layak diapresiasi. Namun ada salah prioritas dalam praktiknya sehingga perlu diluruskan. Komunikasikan dengan baik dan sampaikan nasehat dengan halus. Betapa sering kita menyangka perbuatan kita sudah sesuai aturan agama, namun ternyata tidak demikian. Kesalahan semacam ini insyaallâh mudah diobati, dan obat mujarabnya adalah ilmu yang disampaikan dengan Allâh membimbing ibu sekeluarga kepada apa yang Dia cinta dan ridhai. Amin.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XX/1438H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Mughnil Muhtâj, asy-Syarbini, 5/183 [2] Lihat Hasyiyah Ibnu Abidin 2/678; Minahul Jalîl, 2/448; Mughnil Muhtâj, 3/446; al-Inshâf, 9/392 [3] Al-Ihkâm, 2/287; Al-Asybah wan Nazhâ`ir, Ibnu Nujaim, 4/161. [4] Lihat Nailul Authâr, asy-Syaukani, 6/381 [5] Lihat I’lâmul Muwaqqi’in, Ibnul Qayyim 1/116. Home /A6. Bersama Orang Tua.../Suami Lebih Mementingkan Ibunya...
istri lebih mementingkan keluarganya daripada suami